Power
Supply Unit atau sering disingkat dengan PSU saja, merupakan satu
perangkat yang digunakan untuk mendistribusikan aliran listrik ke
komputer desktop (PC Desktop).
Dibawah
ini adalah foto spesifikasi dari salah satu produk PSU yang saya
peroleh dari internet :
Melihat
nilai dikisaran 10 kali konsumsi dan distribusi listrik laptop yang
ada di rumah, timbul penasaran dalam benak saya.
Seberapa besar kapasitas sarana pendukung listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan komputer dengan PSU seperti itu?
Seberapa besar kapasitas sarana pendukung listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan komputer dengan PSU seperti itu?
Nilai Konsumsi Listrik PLN sebenarnya
Kalau
merujuk dari spesifikasi yang tertera pada foto, maka spesifikasi
nilai yang menjadi konsumsi listrik PSU adalah data yang tertera di
baris berjudul AC Output, bukan DC Output.
Pengertiannya,
PSU mengkonsumsi listrik AC pada besaran arus 15 Ampere di tegangan
listrik 240 Volt, untuk diubah menjadi listrik DC dengan maksimum
total sebesar 1200 Watt. Dengan demikian, nilai listrik sebesar 1200
Watt ini, tidak bisa digunakan untuk mewakili sebagai pemakaian
listrik yang dicatat di meteran PLN. Pemakaian yang sesungguhnya
dicatat di meteran adalah listrik AC sebelum diubah menjadi listrik
DC, yaitu 15 Ampere di rentang tegangan listrik 240 Volt.
Ketika
nilai 15 Ampere ~ 240 Volt tersebut dikonversikan ke dalam satuan
Watt, maka nilainya adalah :
=
15 Ampere x 240 Volt
= 3600 Watt per jam
= 3600 Watt per jam
Besaran
jumlah listrik yang kemudian direalisasikan, tidaklah selalu harus
3600 Watt per jam. Tergantung kebutuhan konsumsi listrik perangkat
keras (hardware) yang tertanam di motherboard setelah dikonversikan
ke listrik DC oleh PSU.
Bisa
dibilang, informasi listrik AC sebesar 3600 Watt itulah yang mewakili
kepentingan kita sebagai user untuk bisa memahami kriteria hal-hal
terkait konsumsi listrik yang dibutuhkan komputer. Sedangkan, nilai
total 1200 Watt listrik DC yang terdiri dari beberapa bagian,
ditujukan untuk mewakili kepentingan terkait jeroan perangkat keras
yang seharusnya tertanam di motherboard.
Nilai kapasitas Listrik terpasang di Rumah
Dari
nilai konsumsi listrik sebesar 3600 Watt tersebut, kita bisa
menghitung nilai dasar kapasitas listrik yang harus terpasang di
rumah agar dapat mendukung konsumsi listrik yang dibutuhkan oleh PSU
:
=
3600 Watt / 0,8
= 4500 VA
= 4500 VA
Nilai
sebesar 4500 VA adalah nilai minimum khusus untuk keperluan
menyalakan listrik PSU komputer saja. Belum termasuk keperluan
perangkat listrik dan perangkat elektronik lain yang terdapat di
rumah.
Jadi,
nilai kapasitas
listrik yang diperlukan di rumah jika
hendak menggunakan PSU dengan spesifikasi seperti itu, minimal harus
berada dikisaran nilai 6600 VA. Karena, selain PSU komputer, masih
ada perangkat elektronik lain dalam rumah yang perlu tetap menyala
saat komputer sedang dipakai. Bisa juga dipaksakan menggunakan
kapasitas listrik 4400VA. Konsekuensinya, MCB di rumah akan lebih
sering “trip”.
Nilai kapasitas Stabilizer yang dibutuhkan
Setelah
nilai dari masing-masing keperluan diketahui hasilnya, kita bisa
melanjutkan pada perhitungan besaran kapasitas stabilizer yang
dibutuhkan.
Jika
kita hendak memasang stabilizer hanya untuk memenuhi kepentingan
konsumsi listrik komputer saja, maka dasar nilai yang digunakan
adalah 3600 Watt :
=
3600 Watt / 0,8 / 0,75
= 4500 VA / 0,75
= 6000 VA
= 4500 VA / 0,75
= 6000 VA
Sedangkan
untuk memenuhi kepentingan pemakaian listrik semua perangkat
elektronik di rumah (termasuk komputer), maka dasar nilai yang
digunakan adalah 6600VA :
=
6600VA / 0,75
= 8800VA
= 8800VA
Sehingga,
nilai kapasitas
stabilizer yang dibutuhkan untuk
mendukung komputer dengan konsumsi listrik PSU sebesar 3600 Watt
adalah 6000 VA.
Boleh
lebih besar tapi jangan lebih kecil.
Demikian
juga halnya dengan stabilizer untuk kapasitas listrik terpasang di
rumah yang sebesar 6600VA, yaitu setara atau lebih besar dari 8800VA.
Menentukan perlu-tidaknya Stabilizer untuk Komputer
Perlu-tidaknya
dukungan stabilizer untuk sebuah komputer, sebenarnya, bisa
dipertimbangkan berdasarkan kepentingan pemakaian komputer itu
sendiri.
Pemakaian
komputer untuk pekerjaan yang mementingkan presisi tinggi di hasil
akhirnya, seperti : di bidang jasa keuangan (mis. jasa perbankan), di
bidang teknik (mis. arsitektur) atau desain grafis; maka dukungan
stabilizer merupakan sebuah keharusan.
Ketidakstabilan
voltase akan memengaruhi konsistensi proses kalkulasi data yang harus
dikerjakan hardware yang terpasang di motherboard. Tinggi-rendahnya
tingkat akurasi hasil perhitungan dari sebuah nilai, mengikuti
dinamika turun-naiknya voltase listrik. Tanpa dukungan stabilizer,
rasa frustasi akan lebih sering terjadi dibanding suasana kerja yang
menyenangkan diikuti hasil yang memuaskan.
Berbeda
kasusnya dengan pemakaian komputer untuk kepentingan hiburan
(entertainment). Baik itu untuk streaming video atau bermain game,
dukungan stabilizer sangat bergantung dari tingkat kenyamanan dan
kepuasan si pemakai. Jika kita mengharapkan kesempurnaan dari
rentetan display gambar di monitor, stabilizer merupakan salah satu
faktor pendukung yang menjadi bagian penting untuk dipenuhi.
Model Stabilizer yang hendak dipasang
Garis
besar produk stabilizer di bagi menjadi dua, yaitu : stabilizer
siap pakai dan stabilizer
tanpa kabel.
Batasan dari kedua produk tersebut ditandai berdasarkan nilai
kapasitas listriknya. Biasanya, kapasitas stabilizer siap pakai
berada di nilai setara dengan dan di bawah nilai 2500VA. Sedangkan di
atas nilai 2500VA, dimiliki oleh stabilizer tanpa kabel.
Dari
hasil perhitungan kedua nilai (6000VA dan 8800VA) di atas, bisa
langsung diketahui bahwa produk stabilizer tanpa kabel yang
seharusnya digunakan untuk mendukung konsumsi listrik komputer dengan
spesifikasi PSU di atas.
Apakah
kapasitas stabilizer yang kemudian akan dipasang hanya untuk sebatas
kebutuhan listrik komputer saja atau seluruh rumah, tergantung pada
kemampuan finansial yang kita miliki. Setidaknya, sejak sebelum
keputusan membeli PSU diambil, kita sudah memiliki gambaran yang
lebih jelas hal apa yang menjadi dampak selanjutnya dari tindakan
tersebut.
Mengapa 240V, bukankah 115-240Vac?
Pada
spesifikasi tegangan listrik, nilai yang tertera adalah 115-240Vac.
Artinya, PSU tetap bisa mengkonsumsi listrik PLN sebesar 15 Ampere
selama masih berada di rentang tegangan 115-240 Volt. Tentu saja
besaran daya (Watt) yang dikonsumsi akan mengikuti menyesuaikan
dengan nilai tegangan listrik yang ada.
Contoh
paling jelas adalah tegangan listrik rumah tinggal di Indonesia yang
sebesar 220V. Dalam situasi seperti itu, dimana pun PSU dinyalakan,
maka tegangan listriknya adalah 220V. Dengan demikian, nilai daya
(Watt) yang dikonsumsi PSU adalah 3300 Watt.
Bukan
3600 Watt.
Jika
memang seperti itu kondisinya, mengapa saya tetap menggunakan nilai
240V?
Saya
memiliki anggapan dengan menggunakan nilai 240V, maka PSU dan semua
perangkat pendukungnya, akan dihitung dan dipersiapkan untuk
mengantisipasi kondisi tegangan listrik hingga 240V. Dengan demikian,
terdapat cadangan kemampuan fisik perangkat sebesar 20 Volt untuk
mengantisipasi kenaikan tegangan listrik selama PSU digunakan di
level 220V.
Bukan
berarti kita harus selalu menggunakan nilai 240V untuk semua
perhitungan. Tapi, begitulah cara dan sudut pandang pribadi yang saya
terapkan. Nilai itu bisa diubah menjadi 220V jika anda memang
menghendakinya.
Semoga
bermanfaat!
Posting Komentar